Senin, 30 Maret 2015

cerita mereka


dia tidak sendiri

dia bertanya, siapa yg kemudian bertanya apa dia punya cerita?

Hanya dia sendiri,

Ya ampuun.. dia tidak sendiri

Ada dia dan cerita.

Selasa, 24 Maret 2015

mengurai malam

 "Untuk smua yg mengatasnamakan cinta, smua pasti ada ganjarannya.  Setulus apa. Selurus apa" 

 
Tenonet tenoneet..*critany bunyi sms*
Sebuah pesan masuk ke inbox handphoneku. Sebuah pesan yang lagi2 mengharuskanku berfikir dalam, balasan apa yg akan aku katakan. Tentang kebimbangan.

Blank. Tak ada ide.

Seperti biasa loteng jemuran sudah menjadi tempat ternyaman untukku mematung. Kuputuskan untuk keluar kamar ; kutatapi bintang.

Hmmph, terkadang jk sudah spt ini pikiranku mulai berlarian, kesana kemari tak beraturan.. perasaankupun mulai terbawa mendung tak terbendung.
#Mode Mellow diaktifkaaan! Wohoo~

Dari sini aku biasa menyapa langit, cahayany anggun sekali, sesekali nyala semburat petir seakan membwt retak kaki langit. kuamati jalanan begitu lengang mlm ini, sorot lampu di lorong jalan rumah penduduk dengan pola tak beraturan, menyisiri gang-gang kecil meliukliuk dgn kubah mesjid menjulang lebih tinggi dari bangunan sekeliling. Kuhirupi hembusan angin.  Dinginnya menusuk sekali, menembus daging hingga ke tulang,

Tp Sayang.. tak jua kutemukan bintang malam ini. Biasanya pesona langit berteman bintang sudah mmbwtkku tenggelam menikmati pendarnya, yg dengan kerlingan sayunya selalu berhasil menghipnotisku, seakan terus menggodaku untuk terus mengikuti arah pijarmu.. Begitulah semesta, ia mudah sekali membuatku jatuh cinta, ia selalu punya intrik! Yg menjadikanku menjadi pecandu pesona JagadMu..

Meski bintang tak terlihat mlm in, msh ad keindahan lainny yg dpt kucermati. Berjuta Lampu2 kota setia terjaga yg menghabiskan ratusanribu watt. Maha Gagah Rabbku yang mnghadirkan intuisi ke otak cerlang Alfa Edison, yg menyeka lelah ditiap sendi raganya, yg membuang kata menyerah dalam kamus di cerebrum lobus2 otaknya, dan itu yang membuatnya tak lantas bosan mengulang-ulang percobaan hingga akhirnya memberi sinar dlm kancah peradaban, menerangi ditiap pelosok bumi dengan pijarnya, yg menjadikan malam-malam berhias terang seakan tak pernah gulita. Dan menjadikan penemuan lainnya menginisiasi ciptaan lampu-lampu selanjutnya, menjadikan malam2 gemerlap dengan jutaan cahaya di planet bumi dgn megahnya. Subhanallah.. Tak heran jika sejarah mengabadikan namanya. Luar biasa dahsyat jasanya. Milyaran manusia lahir merasakan manfaat penemuannya. Begitu mulia. Tapi sungguh, miris, ketika ingat itu semua tak ada artinya tanpa syahadatNya. Alhamdulillahirobbilalamin,, terimakasih Robbiy *sujudsyukur* aku terlahir didunia dalam agama fitrah…

Jadi teringat kembali pesan yang masuk beberapa menit tadi. Tanpa maksud menghindari, sesungguhnya aku menyukai bahasa lugas itu, begitu jujur.. sangat terbuka. Meski tentang kebimbangan, tapi tak sedikitpun mengisyaratkn kelemahan -tentu saja- Itu bukan kelemahan. Karna menurutku, titik lemah dan tanda kelemahan sseorang justru disaat kita *sy sii* serta merta menilai orang lain lemah.. Padahal kekuatan kita yg sebenarny adalah jikalau kita mampu menangkap nilai positif dari beragam manusia. Siapapun itu.

Dan aku? Ah..biiasanya jd begitu senang sekali kalau ada yg mau menceritakan masalahny padaku, tentang apapun yang dialaminya, siapa saja. Ada sensasi mengegelitik saat aku jd menerka nerka atas apa yang orang lain rasakan, mengamati lekat2 perubahan ekspresi wajahnya, menyelami perasaannya, & menilai cara berpikirnya, seperti mengajakku merasai tiap-tiap sudut pandang yang berbeda, hingga selanjutnya aku hanyut dalam labirin penafsiran. Dari pengalaman mereka, betapa aku tau, bahwa Rabbku mengatur Alur benar-benar punya cara yang luhur.. CaraNya seringkali mmbwtku bergidik dalam mentarbiyahi anak cucu Adam dimuka bumi. Begitu mengagumkan.

Dosen metodologiku pernah mengatakan bahwa ; “komponen perangkat terkecil sekalipun tidak hanya dipengaruhi oleh struktur dan komposisi, tp juga oleh fase2 yang dilalui” sontak kata2 ini menyinggung batinku sekali. Masyaallah.. Maha sempurna Engkau Robbiy, benar-benar menggariskan segalanya dengan teratur.. tanpa cela. Dgn tiap fase demi fase ujian itulah yg mnjadi proses untuk membuat orang-orang justru semakin kuat sebenarnya..

Lagi2 kubiarkan saja otak ini kemana mana memikirkan apa saja yang ingin ia cerna..

Dikeheningan ini, apakah selainku ada orang-orang yang masih terjaga sepertiku? masih menatapi langit seperti yg kulakukan? Atau Yang sedang terlelap, apakah mereka tidur dgn nyenyak? Bermimpi apa ya mereka? Ratusan kilometer dari tempatku berdiri, apa kabarmu yg disana, sehatkah? Bahagiakah hari ini? Sahabat2ku? Bagaimana dengan anak2 jalanan? apa mereka juga bs tidur dengan nyenyak ? Disini begitu dingin, naafasku seakan disesaki penuh embun mlm ini, Apa mereka punya selimut seperti mlm2ku? Hiks,, Tp Bukankah mereka kaya? Mereka masih punya Allah kan ya, ditiap jengkal bumi yg mrka tapaki, mereka masih punya langitny Allah, masih punya embun, mereka berhak akan tetesan hujan, bahkan mereka begitu puas berteman matahari. Ah ya, mereka sangat kaya. Begitu kaya akan rasa, kaya akan pengalaman, & kaya akan proses hidup yg membuat mereka ditempa semakin kuat...

Sudah fa..sudah ya, cukup mellownya, Baikkny skrg kita wudhu dan kembali ke kamar.. mari kembali ke kehidupan yang selalu berbagi, penuh ceria dan tawa :')

Rumah biru, 23.21