Kamis, 22 Desember 2011

Balada DG 2#

Alhamdulillah~
-kemarin-
pagi-pagi sekali, sy kembali diingatkan tentang tanda-tanda hari kiamat, jadi inget kalau kiamat udah makin deket, walopun tanda-tanda besarnya belum muncul si, tapi tanda-tanda kiamat yang kecil sudah mulai bermunculan, mulai dari waktu yang berjalan lebih cepat, bencana yang menghancurkan kota, jumlah perempuan yang lebih banyak dari laki-laki, kemaksiatan yang diumbar di depan umum, semuanya sudah terjadi.

Oya, untuk itu, kita nggak boleh lupa memaknai doa di akhir rokaat sholat kita, supaya tidak dipertemukan dengan Dajjal (salah satu tanda kiamat besar). Membaca surat Al Kahfi juga bisa menjaga kita supaya tidak terkena fitnah Dajjal.

Belum selese kajian, beberapa sms masuk, ada yang ngajak makan pagi, ada yang mbatalin makan siang, dan akhirnya dua-duanya gak kesampean. Makan pagi dan makan siang, sendirian.
Walhasil, O mak Inaaaang! jadilah aku anak ilang -.- siyang-siyang kelaperan, Alhamdulillah ada mb Yanti (*OGny kampus gajahduduk:p), makasih mbak buat kesediaan dititipi nasi padang, #kenyaaang~

Akhirnya memutuskan bertandang ke Perpustakaan, dengan segenggam harapan dapat ngeprint dan gugling gugling, Mau bikin sesuatu tapi gak ngerti apa, eh akhirnya liat-liat hasil gugling kemaren, oya, buat temen-temen yang tertarik dengan manajemen, etc, di webnya McKenzie&Consultant ada banyak artikel keren yang cukup inspiratif dan menggugah, contohnya artikel berjudul,

‘When your calendar is a moral document: A conversation with Reverend Jim Wallis’

Di dalam artikel hasil wawancara tersebut disebutkan bahwa, pertanyaan ‘kapan krisis akan segera berakhir?’ adalah salah, seharusnya ‘Bagaimana keadaan krisis bisa mengubah sikap kita? I Think.

Begini kutipannya :
This time it was in the main hall, and there was a panel called Values in the Market. So I’m talking to all these CEOs, and I just said, “Every morning, we get up in our hotel rooms and we turn on CNN and there’s a reporter; same reporter every day. And here is one of you, a bundled-up CEO with the snowy, magic mountains of Davos in the background. And he asks you the same question every day, which is, “When will this crisis end?” And he has a whiteboard, and you make your predictions on the whiteboard.

With all due respect, that’s the wrong question. The question ought to be, “How will this crisis change us?” That’s the right question. How will it change the way we think, the way we do business, the way we act, our priorities? And how will it change the way we think of our values?

I said, “You know, you all perhaps used to think that you don’t have to bring values to bear because the invisible hand will take care of things and make things come out all right. But what happens when the invisible hand lets go of important things like the common good? Or even the values that are inside all of us?”

Dari satu titik pemikiran tersebut, Fa keinget dengan bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita tak ada yang terpisah dari kehendak Tuhan, apapun itu, sekecil apapun itu. Menjadi pandai dan professional adalah salah satu cara untuk sukses, logika itu benar, tapi apakah semua orang yang pandai dan professional pasti sukses?
Itu kembali pada Alloh.

Lalu, jika kita semua sudah mengerti dan paham bahwa Negara pun tidak terlepas dari pengawasan Alloh yang Maha Kuasa mengapa kita tidak kembali padaNya?
Saatnya mengingat kembali pengaruh nilai-nilai dan moral yang telah diajarkan orang tua kita dalam dunia kerja. Janganlah penilaian manusia membuat kita lalai akan penilaian Alloh. Lihat kembali, apakah kita bekerja untuk uang? Untuk populaaritas? untuk jabatan? Atau untuk ibadah? Setiap orang akan ditanyai atas setiap amanah yang dititipkan Alloh, termasuk pekerjaan.
“Bekerjalah kamu sekalian, dan biarkan Alloh dan Rasul yang menilai kerjamu”

Last. . . Selamat mengingat hakikat hidup kita, semoga tidak menyesal di akhirat kelak.  
Be useful !



Udahn dong ah bcany! istiraht aj. 
cepat sembuh, cepat pulang~ bnyak yg menantikaaan *planningheyy:p

Tidak ada komentar: