Allah baik sekali. Siang
tadi saya akhirnya menghadiri sebuah workshop penulisan. Pembicaranya
tidak asing lagi. Buku-bukunya banyak dan sangat menyentuh. Jujur, saya
sendiri sangat kagum dengan beliau. Ada satu hal dari pernyataan beliau
yang menggelitik saya. Beliau berujar bahwa salah satu hal yang sia-sia
adalah bermain facebook. Terus terang, saya sendiri tidak sepakat dengan
pernyataan itu. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya berpendapat,
facebook sangat berguna untuk membentuk personal branding atau citra
diri. Kita bisa mempublikasikan ungkapan rasa, hasil pemikiran, atau
sekedar pertanyaan dengan mengetikkannya di status atau membuat tulisan
di notes seperti yang saya lakukan. Facebook adalah cara efektif dan
efisien dalam membangun jejaring. Orang sukses biasanya banyak temannya.
Cara memperoleh teman yang banyak adalah dengan facebook.
Memang,
banyak tindak kriminal akibat penyalahgunaan facebook sering
diberitakan di media. Bahkan sampai difilmkan segala. Tapi dengan
facebook, kita seringkali dapat menjangkau orang-orang 'penting' yang
tidak dapat kita temui dengan tatap muka. Kita bisa berbicara dan
berdiskusi dengan mereka. Sehingga dengan demikian, akan timbul sebuah
komunitas pembelajaran maya. Apa saja yang bisa dipelajari? Semua bidang
pengetahuan bisa dikemukakan di sini. Tentu saja, penggunaan facebook
ada batasnya. Membuaka facebook di tengah jam kuliah memang salah,
terlebih saat panggilan adzan tidak lebih diutamakan. Meski demikian, saya tetap menghargai
prinsip beliau.
Situs jejaring sosial adalah trend
komunikasi pada saat sekarang. Kecepatannya dalam menyampaikan berita
sungguh luar biasa. Hal itu terlebih terhadap pengguna blackberry. Dalam
sekejap banyak notifikasi timbul dari gadget itu lantaran selalu
online. Jika isi beritanya adalah positif, niscaya energi positif akan
menyebar ke setiap beranda anggota pertemanan. Jika isinya hanya keluh
kesah penuh frustasi, maka facebook menjadi perantara untuk menyebarkan
virus pelemah semangat. Intinya facebook adalah sarananya berbagai untuk
saling memperkaya khasanah kehidupan antar sesama. Facebook seperti
pisau, bisa digunakan untuk melukai. Tapi bisa juga untuk memotong
daging sapi untuk dimasak menjadi makanan enak.
Bukan
berarti orang yang tidak mau berteman di facebook mengindikasikan
hubungannya tidak baik. Bisa jadi model hubungan langsung lebih baik
diimplementasikan terhadap orang dengan karakter tertentu. Tidak semua
yang tampak buruk benar-benar buruk. Tidak semua yang tampak baik,
benar-benar baik. (Maria Ulfa)
2 komentar:
cerdas ay :D
he-em. pengisi workshopny emang cerdas banget loh ay.. inspiring banget deh :D
Posting Komentar