Kamis, 16 Februari 2012

Facebook Seperti Pisau


Allah baik sekali. Siang tadi saya akhirnya menghadiri sebuah workshop penulisan. Pembicaranya tidak asing lagi. Buku-bukunya banyak dan sangat menyentuh. Jujur, saya sendiri sangat kagum dengan beliau. Ada satu hal dari pernyataan beliau yang menggelitik saya. Beliau berujar bahwa salah satu hal yang sia-sia adalah bermain facebook. Terus terang, saya sendiri tidak sepakat dengan pernyataan itu. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya berpendapat, facebook sangat berguna untuk membentuk personal branding atau citra diri. Kita bisa mempublikasikan ungkapan rasa, hasil pemikiran, atau sekedar pertanyaan dengan mengetikkannya di status atau membuat tulisan di notes seperti yang saya lakukan. Facebook adalah cara efektif dan efisien dalam membangun jejaring. Orang sukses biasanya banyak temannya. Cara memperoleh teman yang banyak adalah dengan facebook.

Memang, banyak tindak kriminal akibat penyalahgunaan facebook  sering diberitakan di media. Bahkan sampai difilmkan segala. Tapi dengan facebook, kita seringkali dapat menjangkau orang-orang 'penting' yang tidak dapat kita temui dengan tatap muka. Kita bisa berbicara dan berdiskusi dengan mereka. Sehingga dengan demikian, akan timbul sebuah komunitas pembelajaran maya. Apa saja yang bisa dipelajari? Semua bidang pengetahuan bisa dikemukakan di sini. Tentu saja, penggunaan facebook ada batasnya. Membuaka facebook di tengah jam kuliah memang salah, terlebih saat panggilan adzan tidak lebih diutamakan. Meski demikian, saya tetap menghargai prinsip beliau.

Situs jejaring sosial adalah trend komunikasi pada saat sekarang. Kecepatannya dalam menyampaikan berita sungguh luar biasa. Hal itu terlebih terhadap pengguna blackberry. Dalam sekejap banyak notifikasi timbul dari gadget itu lantaran selalu online. Jika isi beritanya adalah positif, niscaya energi positif akan menyebar ke setiap beranda anggota pertemanan. Jika isinya hanya keluh kesah penuh frustasi, maka facebook menjadi perantara untuk menyebarkan virus pelemah semangat. Intinya facebook adalah sarananya berbagai untuk saling memperkaya khasanah kehidupan antar sesama. Facebook seperti pisau, bisa digunakan untuk melukai. Tapi bisa juga untuk memotong daging sapi untuk dimasak menjadi makanan enak.

Bukan berarti orang yang tidak mau berteman di facebook mengindikasikan hubungannya tidak baik. Bisa jadi model hubungan langsung lebih baik diimplementasikan terhadap orang dengan karakter tertentu. Tidak semua yang tampak buruk benar-benar buruk. Tidak semua yang tampak baik, benar-benar baik. (Maria Ulfa)


2 komentar:

Marina Fauzia mengatakan...

cerdas ay :D

Maria Ulfa mengatakan...

he-em. pengisi workshopny emang cerdas banget loh ay.. inspiring banget deh :D