Selasa, 08 November 2011

Aku berjalan atas nama Nya

Menjalani semuanya sendiri memang membuat hati kita sedikit was was yang akhirnya berbuah pada prasangka buruk terhadap Yang Maha Hidup. Aku yang sekarang baru saja memulai lagi sendiri berada di tempat asing pun merasakan gundah dan gelisahnya berjalan di jalan gelap, panjang yang tak pernah terpikir untuk kutempuh. Di titik awal kulangkahkan kaki, hati membisikkan sejuta tanya, apakah aku bisa sampai, awas ada batu, jangan di sana bahaya, oey, kamu yakin, dan segala bisikan bisikan pesimis yang menggerus energi. 



Cerita ini entah bisa diambil sebagai hikmah atau tidak, tapi yang jelas kita bisa mengambil hikmah pada Ibunda kita Aminah, yang seketika ditinggalkan sang Suami untuk melaksanakan perintah Tuhannya. Ia sendiri, Menjadi satu satunya penjaga bagi putra bayinya, ismail. kisah ini mungkin akan menjadi biasa tanpa peristiwa dimana tiba tiba Ismail merasa haus, dan Aminah pun berusaha mencari air untuk putra tercintanya. Ia berlari dari satu bukit ke bukit lain, sekuat tenaga mencari air, setelah 7 kali menaiki Sofa Marwa, ia kembali pada putranya, Subahanalloh, ternyata dari kaki Ismaillah terpancar buah usaha dan doanya. Pada titik awal Aminah ditinggal, tentulah ia galau, yentulah ia khawatir, tentulah ia ragu, apa aku bisa berjalan tanpa suamiku?  Apakah kami akan baik-baik saja? Betapa teganya dia meninggalkan kami? Dll. Tapi ia percaya pada Tuhannya, dia memasrahkan sepenuh hati atas jiwa dan raga kepada Penciptanya. Dan ia mendapatkan apa yang ia percaya. Keraguan yang diubahnya menjadi keyakinan telah Alloh balas, telah Alloh penuhi. 



Begitu juga aku, keraguan memang bukan tak menyapa, tapi ada Sang Mahadiraja uang telah berjanji padaku 'Aku sesuai persangkaan hambaKu'. Di titik ini aku memilih keraguan menjadi hati-hati dan merekatkannya dengan keyakinan tak pernah habis, bahwa Alloh akan menjagaku, bahwa Alloh senantiasa bersamaku. Kuserahkan jiwa yang lemah ini, bersama seoptimal usaha dan doaku, untuk Alloh.

 Saat ini jalan ini baru kulangkah setapak, tak pantas bagiku berprasangka pada yang aku tak tau. Kepada Yang Maha Tahu aku bertumpu, atas hari esok yang cerah kutunggu. Tak perlu lagi ada sedih, karena ketika tak ada yang lain membersamaimu, ada Alloh yang sangat lebih dari cukup untuk menguatkan kakimu, 



Aku berjalan, dengan namaNya. Bismillah..

nyomot dr Mbahgugel














Semoga bertemu Titah langit

Amin



Tidak ada komentar: