Menjalani
semuanya sendiri memang membuat hati kita sedikit was was yang akhirnya berbuah
pada prasangka buruk terhadap Yang Maha Hidup. Aku yang sekarang baru saja
memulai lagi sendiri berada di tempat asing pun merasakan gundah dan gelisahnya
berjalan di jalan gelap, panjang yang tak pernah terpikir untuk kutempuh. Di
titik awal kulangkahkan kaki, hati membisikkan sejuta tanya, apakah aku bisa
sampai, awas ada batu, jangan di sana bahaya, oey, kamu yakin, dan segala
bisikan bisikan pesimis yang menggerus energi.
Cerita
ini entah bisa diambil sebagai hikmah atau tidak, tapi yang jelas kita bisa
mengambil hikmah pada Ibunda kita Aminah, yang seketika ditinggalkan sang Suami
untuk melaksanakan perintah Tuhannya. Ia sendiri, Menjadi satu satunya penjaga
bagi putra bayinya, ismail. kisah ini mungkin akan menjadi biasa tanpa
peristiwa dimana tiba tiba Ismail merasa haus, dan Aminah pun berusaha mencari
air untuk putra tercintanya. Ia berlari dari satu bukit ke bukit lain, sekuat
tenaga mencari air, setelah 7 kali menaiki Sofa Marwa, ia kembali pada
putranya, Subahanalloh, ternyata dari kaki Ismaillah terpancar buah usaha dan
doanya. Pada titik awal Aminah ditinggal, tentulah ia galau, yentulah ia
khawatir, tentulah ia ragu, apa aku bisa berjalan tanpa suamiku? Apakah
kami akan baik-baik saja? Betapa teganya dia meninggalkan kami? Dll. Tapi ia
percaya pada Tuhannya, dia memasrahkan sepenuh hati atas jiwa dan raga kepada
Penciptanya. Dan ia mendapatkan apa yang ia percaya. Keraguan yang diubahnya
menjadi keyakinan telah Alloh balas, telah Alloh penuhi.
Begitu
juga aku, keraguan memang bukan tak menyapa, tapi ada Sang Mahadiraja uang
telah berjanji padaku 'Aku sesuai persangkaan hambaKu'. Di titik ini aku
memilih keraguan menjadi hati-hati dan merekatkannya dengan keyakinan tak
pernah habis, bahwa Alloh akan menjagaku, bahwa Alloh senantiasa bersamaku.
Kuserahkan jiwa yang lemah ini, bersama seoptimal usaha dan doaku, untuk Alloh.
Saat
ini jalan ini baru kulangkah setapak, tak pantas bagiku berprasangka pada yang
aku tak tau. Kepada Yang Maha Tahu aku bertumpu, atas hari esok yang cerah
kutunggu. Tak perlu lagi ada sedih, karena ketika tak ada yang lain
membersamaimu, ada Alloh yang sangat lebih dari cukup untuk menguatkan
kakimu,
Aku berjalan, dengan namaNya. Bismillah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar