Hebat bukan buatan. Saat aku penat dengan rutinitas, seringkali menulis dapat melegakan pikiranku. Mungkin terlalu banyak yang ingin aku ungkap. Daripada mengendap, membatu, dan menjadi beban berat, aku keluarkan saja sambil menari di atas papan huruf dan angka. Aku menyukai dunia tulis menulis seperti kumbang menyukai bunga. Aku rindu menulis, seperti malam merindu fajar. Aku tak terlalu paham bagaimana menulis yang standard. Aku tak mau tahu bagaimana menulis dengan 5W1H. Toh, aku bukan wartawan yang setiap hari nongkrong di kantor yang mengharuskan sebuah tulisan. Aku hanya pencari embun dalam setiap susunan angka biner hingga menjadi imajiner karakter huruf atau angka di monitor.
Aku menulis
untuk melepas dahaga jiwa, menyambung sayap-sayap yang terkoyak. Aku menulis
untuk membuat sejarah. Bukankah jaman prasejarah adalah ketika manusia belum
bisa menulis. Aku berusaha mengikat ilmu yang baru sedikit ini dengan menulis.
Kuharap ia mengalir seiring waktu dan bertiup tersebar ke delapan penjuru. Aku
menulis, bukan untuk membunuh waktu senggah. Tapi menulis adalah untuk
menghidupkannya. Seperti lilin dalam malam gelap dingin, lincah menari penuh
gelora. Aku menulis bukan ingin seluruh hidupku aku dedikasikan sebagai penulis
profesional. Kalau boleh memilih, aku hanya ingin menulis secara profesional
dengan hasil maksimal.
Aku dulu
membenci dunia menulis. Seringkali kertas belepotan karena kuanggap setiap kata
yang baru kutulis tak layak baca. Sampai akhirnya aku bisa mengetik di
komputer, ahay, menulis itu menyenangkan bukan. Tidak ada tulisan yang bagus.
Karena tulisan yang bagus itu adalah hasil editan berkali-kali. Aku menulis
kali ini karena sedang stuck, mungkin terlalu banyak ide. Mereka berebut untuk
keluar dari ruang pikir yang lelah. Baiklah, bebaskanlah untuk atmosfer malam
yang indah. Aku mungkin tak terlalu dikenal orang. Meski demikian, semoga
tulisanku membawa manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain. That's all, itu
saja. -MU-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar