-Sapardi Djoko Damono-
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Aku suka hujan yang natural, yang tidak membawa angin, apalagi membawa air yang sudah berkhianat menjadi es. Aku ingin jadi hujan yang tulus, yang alirannya bisa diterima siapapun, tak diruntuki, tak dicaci, namun dirindui.
Jika aku adalah hujan, maka aku ingin jadi hujan yang membuat kuncup jadi mekar. membuat biji jadi tunas. membuat kering jadi segar. Aku lahir sebagai hujan yang mengubah raut sedih jadi senyum. menghilangkan kekhawatiran atas ketidakpastian akan langgengnya hidup.
Dan aku akan tetap menjadi hujan yang membawa kasih, meski kadang mereka tak mengerti kasihku, aku akan tetap datang sebagai hujan. Datang menjadi diri sendiri. Yang jejak rindu dan sabarnya, seperti hujan di bulan Juni.
Jika aku adalah hujan,
Aku siap hadir saat kau sedang asyik menabung rindu.
Hadir untuk menyampaikan rindumu pada dia dia dan dia, mereka yang kau sebut sebut
# sudah lama tidak brada
d t4 yg mbuatku smkin dkat dgn
langit.. :)
At; kemiling,Bandarlampung with umi n My Big Familly
-nikmat manakah yg aku dustakan?-
At; kemiling,Bandarlampung with umi n My Big Familly
-nikmat manakah yg aku dustakan?-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar